Photo by Héctor J. Rivas on Unsplash
Tech Bro vs Anak Seni: Artificial Intelligence
Titik Tengah Kedua Golongan
Bismillahirrahmanirrahim
Sesekali ingin menuangkan pendapat yang ada di benak sejenak setelah baca tweet ini.
Latar Belakang
Mengapa tech bro seperti ndak tergeser keberadaannya dengan AI? Karena kami, ya saya juga termasuk tech bro karena berprofesi di bidang teknologi ~khususnya sebagai software engineer~, memanfaatkan AI untuk memudahkan pekerjaan. Lantas mengapa anak seni terlihat seperti melawan keberadaan AI?
Rumusan Masalah
IMHO karena anak seni belum memiliki wadah, semacam layanan AI, yang memudahkan pekerjaannya. Andaikan ada, maka lain cerita.
Banyak AI Image Generator bertebaran di internet, dari yang gratis hingga yang nguras kantong abis. Namun, menurutku tetap kurang mengakomodir kebutuhan mereka.
Masalah Penulis
Sejujurnya saya tidak memiliki pengetahuan apa-apa tentang seni dan menulis artikel ini pun tanpa bertanya-tanya dahulu ke anak seni satu pun. Jadi ini murni pendapat pribadi. Bahkan saya pun hanya penikmat layanan AI dan belum bisa membuat layanan menggunakan AI.
Entah, jadi bingung nulis akar masalahnya yang dialami anak seni ini. Etapi saya kurang suka terlalu fokus dengan masalah. Lebih senang banyak menghabiskan waktu untuk mencari jalan keluar.
Pembahasan
Saya hanya membayangkan jika ada servis AI yang flownya benar-benar dapat membantu para anak seni ini. Jadi ndak hanya sekedar menulis prompt yang benar, tetapi juga dataset yang digunakan sesuai dengan yang mereka kehendaki.
Kira-kira begini flownya.
User mendaftarkan dirinya ke website atau aplikasi gawai.
User memasukkan referensi gambar-gambar yang biasa ia hasilkan atau yang menjadi referensi sebagai keluaran hasilnya nanti.
User menunggu beberapa waktu untuk sistem dapat "belajar" dari materi-materi yang diberikan pada poin sebelumnya.
Setelah siap, user mendapatkan notifikasi dan mulai dapat menuliskan prompt yang ia inginkan dan hasilnya pun sesuai dengan referensi yang diinput.
Lalu apa bedanya dengan AI Image Generator pada umumnya? Berikut kira-kira perbedaannya, atau bisa dibilang sebagai "keuntungan"-nya.
Meminimalisir pencurian hak cipta.
Dilansir bahwa AI Image Generator banyak melakukan pencurian hak cipta karena memakai sembarang gambar untuk dipelajari oleh AI mereka tanpa izin atau sepengetahuan pemilik gambar. Dengan flow di atas, maka si layanan AI ini hanya memakai sumber data yang diberikan oleh User. Jadi jika terjadi penuntutan atas pelanggaran hak cipta, maka bisa langsung ditujukan kepada User, bukan layanan AI-nya.
WYGIWYG
Kalau di skena Tech Bro ada WYSIWYG (baca: wisiwig) (What You See is What You Get), maka dengan flow di atas anak seni dapat WYGIWYG (baca: wigiwig) (What You Give is What You Get). Artinya hasil prompt yang diberikan akan selalu merujuk kepada materi-materi yang ia berikan sendiri kepada si AI.
Memudahkan Anak Seni
Dengan dua keuntungan sebelumnya, maka saya rasa layanan AI tersebut akan menjadi salah satu alat yang sangat amat memudahkan pekerjaan si anak seni tersebut. Setelah memberikan prompt, layanan AI akan memberikan beberapa sugesti hasil yang kemudian bisa langsung dipakai atau hanya dijadikan referensi yang nanti akan dikerjakan secara manual oleh tangannya si anak seni tersebut.
Penutup
Yah begitulah kira-kira yang ada dalam benak saya mengenai perseteruan pada tweet di atas. Maafkan jika ada kekurangan.